Sabtu, 21 Juni 2014

7 Tools QCC

Tujuh (7) Perangkat Alat dalam QCC
1. Stratifikasi (Pengelompokan)
Adalah usaha untuk menguraikan dan mengklasifikasikan persoalan menjadi kelompok-kelompok atau golongan sejenis atau menjadi unsur tunggal dari persoalan, sehingga persoalan menjadi lebih sederhana dan mudah dimengerti serta menghindari salah interpretasi.
2. Lembar Periksa (Lembar Data)
Adalah lembaran (sheet) yang digunakan untuk mencatat kegiatan atau kejadian (data) dengan format yang sudah disiapkan terlebih dahulu. Pengisi sheet tinggal memberikan tanda pada kolom yang sudah disediakan.
Guna lembar periksa ini selain memudahkan dalam pemeriksaan juga memudahkan dalam membuat rekapitulasi dan memudahkan analisis terhadap masalah.
3. Diagram Pareto
Diagram pareto digunakan untuk menampilkan data dengan tujuan untuk mengetahui suatu penyebab yang memberikan pengaruh yang paling besar terhadap akibat. Dengan demikian bisa segera dilakukan langkah perbaikan berdasarkan skala prioritas, yaitu penyebab yang paling besar pengaruhnya terhadap akibat.
4. Diagram Ishikawa (Tulang Ikan) / Fish Bone Chart
Diagram ini digunakan untuk menggambarkan hubungan antara sebab dan akibat dari suatu kegiatan. Dengan diagram Ishikawa kita dapat menjabarkan banyak sekali semua penyebab, mulai dari penyebab yang paling dekat dengan akibat (masalah), sampai penyebab yang tidak dekat dengan akibat (masalah). Diagram Ishikawa biasa juga disebut sebagai diagram Tulang Ikan (Fish Bone Chart) karena melihat bentuk dari anak panah yang menyerupai tulang ikan.
Untuk memudahkan dalam menginventarisasi semua penyebab yang berpengaruh terhadap akibat (masalah) dengan menggunakan diagram Ishikawa harus mempertimbangkan faktor 4M dan 1L yaitu : Mesin, Material, Metode (cara), Man(orang) dan Lingkungan, yang ditempatkan pada tulang ikan yang pertama. Secara baku bentuk diagram Ishikawa (tulang ikan) bisa dilihat di bawah ini:

Untuk menguraikan lebih dalam lagi semua penyebab, sebaiknya menggunakan metode sumbang saran (brain storming), karena semakin banyak informasi yang dikumpulkan, semakin baik hasilnya. Selain itu dengan metode bertanya “mengapa” yang berulang bisa mengefektifkan dalam menguraikan semua penyebab yang berpengaruh terhadap akibat, baik langsung maupun tidak langsung. Pertanyaan “mengapa” ini bisa dihentikan, jika dirasakan pertanyaan “mengapa” tersebut sudah tidak diperlukan karena sudah terbayang suatu tindakan penanggulangan dari penyebab tersebut.
5. Peta Kendali (Control Chart)
Merupakan grafik garis dengan pencantuman batas maksimum dan minimum yang merupakan batas daerah pengendalian. Peta kendali juga bisa dipergunakan untuk mengukur apakah proses (kegiatan produksi) dalam keadaan terkendali atau tidak. Proses dikatakan dalam keadaan terkendali jika unit yang diukur berada dalam batas-batas kendali.
Pada peta kendali bisa diketahui adanya penyimpangan tetapi tidak terlihat penyebab penyimpangan tersebut. Peta kendali hanya menunjukkan perubahan data dari waktu ke waktu.
Ada beberapa jenis peta kendali, tetapi untuk penyajian data yang sering dipakai adalah peta kendali X-R, yang bentuknya seperti di bawah ini :
6. Histogram
Histogram adalah diagram berupa diagram batang (balok) yang menggambarkan penyebaran (distribusi) data yang ada, jadi dengan menggnakan histogram, data yang dikumpulkan akan dengan mudah diketahui sebenarnya (distribusinya).
7. Diagram Tebar

Diagram tebar adalah diagram yang digunakan untuk mengetahui apakah ada korelasi (hubungan) atau tidak antara 2 variabel. Diagram tebar bisa juga digunakan untuk mengetahui apakah suatu penyebab yang diduga mempengaruhi atau tidak terhadap akibat (masalah) yang sedang dihadapi.

Sabtu, 14 Juni 2014

FishBone Diagram (Diagram Tulang Ikan)

FishBone Diagram

A.    Pengenalan Diagram Fishbone
Dr. Kaoru Ishikawa, ilmuwan kelahiran 1915 di Tikyo Jepang yang juga alumni teknik kimia Universitas Tokyo. Ia adalah ilmuwan  yang mengemukakan sebuah metode atau tool di dalam meningkatkan kualitas. Metode ini dikenal dengan Diagram tulang ikan (Fishbone).
Dikatakan Diagram Fishbone (Tulang Ikan) karena memang berbentuk mirip dengan tulang ikan yang moncong kepalanya menghadap ke kanan. Diagram tulang ikan atau fishbone diagram disebut dengan diagram Sebab-Akibat atau cause effect diagram. Metode tersebut awalnya lebih banyak digunakan untuk manajemen kualitas. Yang menggunakan data verbal (non-numerical) atau data kualitatif. Dr.Ishikawa juga ditengarai sebagai orang pertama yang memperkenalkan 7 alat atau metode pengendalian kualitas (7 tools). Yakni fishbone diagramcontrol chart, run charthistogramscatter diagrampareto chart, dan flowchart.
Diagram ini akan menunjukkan sebuah dampak atau akibat dari sebuah permasalahan, dengan berbagai penyebabnya. Efek atau akibat dituliskan sebagai moncong kepala. Sedangkan tulang ikan diisi oleh sebab-sebab sesuai dengan pendekatan permasalahannya. Dikatakan diagram Cause and Effect (Sebab dan Akibat) karena diagram tersebut menunjukkan hubungan antara sebab dan akibat. Berkaitan dengan pengendalian proses statistikal, diagram sebab-akibat dipergunakan untuk untuk menunjukkan faktor-faktor penyebab (sebab) dan karakteristik kualitas (akibat) yang disebabkan oleh faktor-faktor penyebab itu.
Diagram Fishbone (Tulang Ikan) atau Cause and Effect (Sebab dan Akibat) Ishikawa telah menciptakan ide cemerlang yang dapat membantu dan memampukan setiap orang, kelompok, organisasi atau perusahaan dalam menyelesaikan masalah dengan tuntas sampai ke akarnya. Kebiasaan untuk mengumpulkan beberapa orang yang mempunyai pengalaman dan keahlian memadai menyangkut problem yang dihadapi oleh suatu kelompok, organisasi atau perusahaan. Semua anggota tim memberikan pandangan dan pendapat dalam mengidentifikasi semua pertimbangan mengapa masalah tersebut terjadi. Kebersamaan sangat diperlukan di sini, juga kebebasan memberikan pendapat dan pandangan setiap individu. Jadi sebenarnya dengan adanya diagram ini sangatlah bermanfaat bagi perusahaan, tidak hanya dapat menyelesaikan masalah sampai akarnya namun bisa mengasah kemampuan berpendapat bagi orang-orang yang masuk dalam tim identifikasi masalah perusahaan yang dalam mencari sebab masalah menggunakan diagram tulang ikan.

B.     Penjelasan Diagram Fishbone

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEha6Y63Ta_U3Z_1g2lUAu2ae2r8fTkiWXrtaojJCBfbPvlFoWbV9B5hWqSYGeQwifw2ceGPP1CWToE0Rp1AGR3YB7O5grEPjFR_OzOtCYW-lnyHhygSdZFdD60rzI6yfE1v_pawQwLFN_VD/s1600/Untitled.png


             

·         Analisis ini dimulai dengan masalah yang harus diselidiki.
·         Masalah ini ditulis dalam bentuk pertanyaan di sisi kanan halaman (kepala).
·         Panah atau kepala ikan, akan mengarah ke pertanyaan di bawah pertimbangan.
·         Garis horizontal yang membagi kertas menjadi dua adalah "tulang punggung" dari diagram tulang ikan.
·         Set berikutnya adalah tulang-tulang kecil. Tulang-tulang ini merupakan kategori yang paling penting dari faktor-faktor yang mungkin menjadi penyebab dasar. Nama-nama kategori ini ditulis di sepanjang bagian atas dan bawah kertas, dengan panah miring menunjuk kembali ketulang punggung serta terhadap kepala, sehingga membentuk suatu pola herringbone.

C.    Cara menyusun Diagram Fishbone
Cara menyusun Diagram Fishbone dalam rangka mengidentifikasi penyebab suatu keadaan yang tidak diharap adalah sebagai berikut:
1.   Mulai dengan pernyataan masalah-masalah utama penting dan mendesak untuk diselesaikan.
2.   Tuliskan pernyataan masalah itu pada kepala ikan, yang merupakan akibat (effect). Tulislah pada sisi sebelah kanan dari kertas (kepala ikan), kemudian gambarkan tulang belakang dari kiri ke kanan dan tempatkan pernyataan masalah itu dalam kotak.
3.   Tuliskan faktor-faktor penyebab utama (sebab-sebab) yang mempengaruhi masalah kualitas sebagai tulang besar, juga ditempatkan dalam kotak. Faktor-faktor penyebab atau kategori-kategori utama dapat dikembangkan melalui  Stratifikasi ke dalam pengelompokan dari faktor-faktor: manusia, mesin, peralatan, material, metode kerja, lingkungan kerja, pengukuran, dll. Atau stratifikasi melalui langkah-langkah aktual dalam proses. Faktor –faktor penyebab atau kategori-kategori  dapat dikembangkan melalui brainstorming.
Beberapa hal pokok yang perlu diingat dalam membuat isi dari diagram tulang ikan adalah :
           
ü  Perlu adanya partisipasi dari semua anggota gugus,dan semua anggota harus benar benar ikut terlibat didalam menganalisis penyebabnya.
ü  Harus didapatkan banyak ide penyebab
ü  Proses pelaksanaan mengeluarkan ide secara bebas berdasar.
ü  Tidak diperkenankan untuk mengkritik
ü  Penyebab harus terkumpul dulu sebelum seseorang mengambil tindakan pemecahan. Seringkali semua informasi ide ditulis pada sebuah papan tulis yang besar dan disajikan untuk mempertimbangkan dalam waktu beberapa hari guna memberikan kesempatan kepada mereka untuk menambah beberapa penyebab yang mungkin masih ada pada diagram tersebut seperti yang terlintas dalam benak anggota gugus.
ü  Para anggota diminta untuk memberi tanda atau memilih penyebab yang mereka rasakan penting.

D.    Cara Menganalisis dengan Diagram Fishbone 
Dalam hal melakukan Analisis Fishbone, ada beberapa tahapan yang harus dilakukan, yakni
1.   Menyiapkan sesi analisa tulang ikan .
2.   Mengidentifikasi akibat atau masalah.
3.   Mengidentifikasi berbagai kategori sebab utama.
4.   Menemukan sebab-sebab potensial dengan cara sumbang saran.
5.   Mengkaji kembali setiap kategori sebab utama
6.   Mencapai kesepakatan atas sebab-sebab yang paling mungkin
Fungsi penggunaan analisis adalah :
·      Untuk mengenal sebab yang penting
·      Untuk memahami semua akibat dan penyebab
·      Untuk membandingkan prosedur kerja
·      Untuk menemukan pemecahan yang tepat
·      Untuk memecahkan hal apa yang harus dilakukan
·      Untuk mengembangkan proses

E.     Faktor-Faktor dalam Analisis Diagram Fishbone
Berikut diberikan contoh yang bisa dijadikan panduan untuk merumuskan faktor-faktor dalam mengawali pembuatan Diagram Cause and Effect :
Ø  Faktor Utama atau Primer
Tuliskan penyebab-penyebab utama atau primer, serta penyebab-penyebab sekunder itu dinyatakan sebagai tulang-tulang berukuran besar.
Contoh:

a) The 4 M’s (digunakan untuk perusahaan manufaktur)
1.      Machine (Equipment),
2.      Method (Process/Inspection)
3.      Material (Raw,Consumables etc.)
4.      Man power.

b) The 8 P’s (digunakan pada industri jasa)
1.      People
2.      Process
3.      Policies
4.      Procedures
5.      Price
6.      Promotion
7.      Place/Plant
8.      Product

c) The 4 S’s (digunakan pada industri jasa) :
1.      Surroundings
2.      Suppliers
3.      Systems
4.      Skills
d) 4 P (pendekatan manajemen pemasaran)
1.      Price
2.      Product
3.      Place
4.      Promotion

Ø  Faktor Sekunder
Tuliskan penyebab-penyebab sekunder yang mempengaruhi penyebab-penyebab utama (tulang-tulang besar), serta penyebab-penyebab sekunder itu dinyatakan sebagai tulang-tulang berukuran sedang.
Ø  Faktor Tersier
Tuliskan penyebab-penyebab tersier yang mempengaruhi penyebab-penyebab sekunder (tulang-tulang berukuran sedang), serta penyebab-penyebab tersier itu dinyatakan sebagai tulang-tulang berukuran kecil.
Ø  Faktor atau Item Terpenting
Tentukan item-item yang penting dari setiap faktor dan tandailah faktor-faktor penting tertentu yang kelihatannya memiliki pengaruh nyata terhadap karakteristik kualitas.

Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab dari suatu masalah yang sedang dikaji kita dapat mengembangkan pertanyaan-pertanyaan berikut :
1.   Apakah penyebab itu? Mengapa kondisi atau penyebab itu terjadi?
2.   Bertanya “Mengapa” beberapa kali (konsep five whys) sampai ditemukan penyebab yang cukup spesifik untuk diambil tindakan peningkatan. Penyebab-penyebab spesifik itu yang dimasukkan atau dicatat ke dalam diagram sebab-akibat.
F.     Manfaat Diagram Fishbone 
Fungsi  dasar diagram Fishbone (Tulang Ikan)/ Cause and Effect (Sebab dan Akibat)/ Ishikawa adalah untuk mengidentifikasi dan mengorganisasi penyebab-penyebab yang mungkin timbul dari suatu efek spesifik dan kemudian memisahkan akar penyebabnya . Sering dijumpai orang mengatakan “penyebab yang mungkin” dan dalam kebanyakan kasus harus menguji apakah penyebab untuk hipotesa adalah nyata, dan apakah memperbesar atau menguranginya akan memberikan hasil yang diinginkan.
Pada dasarnya diagram Fishbone dapat dipergunakan untuk kebutuhan-kebutuhan berikut : 
Ø  Membantu mengidentifikasi akar penyebab dari suatu masalah
Ø  Membantu membangkitkan ide-ide untuk solusi suatu masalah
Ø  Membantu dalam penyelidikan atau pencarian fakta lebih lanjut
Ø  Mengidentifikasi tindakan (bagaimana) untuk menciptakan hasil  yang diinginkan
Ø  Membahas issue secara lengkap dan rapi
Ø  Menghasilkan pemikiran baru
Jadi ditemukannya diagram Fishbone ini memberikan kemudahan dan menjadi bagian penting bagi penyelesaian masalah yang mucul bagi perusahaan.
         Penerapan diagram Fishbone ini dapat menolong kita untuk dapat menemukan akar “penyebab” terjadinya. Apabila “masalah” dan “penyebab” sudah diketahui secara pasti, maka tindakan dan langkah perbaikan akan lebih mudah dilakukan. Dengan diagram ini, semuanya menjadi lebih jelas dan memungkinkan kita untuk dapat melihat semua kemungkinan “penyebab” dan mencari “akar” permasalahan sebenarnya.
Apabila ingin menggunakan Diagram Fishbone kita terlebih dahulu harus melihat, di departemen, divisi dan jenis usaha apa diagram ini digunakan. Perbedaan departemen, divisi dan jenis usaha juga akan mempengaruhi sebab-sebab yang berpengaruh signifikan terhadap masalah yang mempengaruhi kualitas yang nantinya akan digunakan. 


G.    Kelebihan dan Kekurangan Diagram  FishBone

Ø  Kelebihan Fishbone diagram adalah dapat menjabarkan setiap masalah yang terjadi dan setiap orang yang terlibat di dalamnya dapat menyumbangkan saran yang mungkin menjadi penyebab masalah tersebut.
Ø  Kekurangan Fishbone diagram adalah opinion based on tool dan di design membatasi kemampuan tim / pengguna secara visual dalam  menjabarkan masalah yang mengunakan metode “level why” yang dalam, kecuali bila kertas yang digunakan benar – benar besar untuk menyesuaikan dengan kebutuhan tersebut. Serta biasanya voting digunakan untuk memilih penyebab yang paling mungkin yang terdaftar pada diagram tersebut.

 Contoh Analisis Kasus
                                   


Cause
Tulang Besar ( Primer )
Tulang Sedang ( Sekunder )
Tulang Kecil ( Tersier )


 PEOPLE
Ø Mahasiswa kurang berpartisipasi





Ø Masih banyak mahasiswa yang tidak mengetahui informasi tentang PEMIRA


Ø Masih banyak kelompok-kelompok yang lebih mementingkan kelompoknya daripada persatuan UNISMA





Ø Tidak adanya Tim Dosen khusus yang bertugas untuk mengawasi proses PEMIRA dari awal hingga akhir
·   Rendahnya tingkat kepercayaan mahasiswa terhadap para calon Presiden BEM.
·   Mahasiswa malas untuk datang ke kampus

·   Jarang melihat madding
·   Tidak mendapat pemberitahuan
·   Tidak mau mencari informasi

·   Adanya fakultas yang menggap fakultas nya paling baik.
·   Perbedaan prinsip, pemikiran, dan tujuan
·   Masing-masing kelompok ingin menguasai UNISMA

·   Dosen tidak terlalu dilibatkan
·   Para Dosen tidak memiliki waktu luang
·   Dosen tidak mengetahui kegiatan PEMIRA
   

PROMOTION
Ø Kurangnya Sosialisasi BPM






Ø Kurangnya Keterampilan para calon PEMIRA untuk menggalang masa
·   BPM hanya menggunakan Media tertulis (Mading) atau selembaran brosur
·   BPM tidak rajin mendatangi setiap kelas untuk mensosisalisasikan PEMIRA

·   Cara – cara para calon Pemira mempromosikan terlalu sederhana dan kurang menarik.

·   Calon tidak melakukan pendekatan yang intensif kepada para pemilih

·   Cara komunikasi calon pemira dalam berpidato kurang menjanjikan para pemilih

  


SYSTEM

Ø BPM tidak solid




Ø Kurangnya independensi didalam BPM sebagai Lembaga Indepenen PEMIRA





Ø Kurangnya transparasi dalam penghitungan suara



Ø Pemenang PEMIRA belum di tentukan


·   Kurangnya komunikasi antar anggota BPM
·   Adanya anggota BPM yang tidak mau bekerja

·   Anggota BPM berasal dari berbagai Fakultas dan UKM

·   Anggota BPM yang dekat dengan salah satu calon akan melakukan konspirasi untuk memenangkan calon tersebut.


·   Adanya konspirasi yang dilakukan oleh anggota dari pihak BPM yang mendukung salah satu calon.

·   Adanya salah satu calon yang tidak puas dengan hasil perhitungan dan menganggap adanya kecurangan


Jumat, 13 Juni 2014

Kontrol Kualitas (Quality Control)

Kontrol kualitas (Quality Control) bertujuan menjaga danmengarahkan agar kualitas produk perusahaan dapat dipertahankan sesuaidengan rencana. Kontrol kualitas sangat diperlukan dalam memproduksisuatu barang untuk menjaga kestabilan mutu. Tidak hanya dalam industri,kontrol kualitas dibutuhkan juga pada manajemen. Kontrol kualitas secarastatistik berbeda dengan kontrol kualitas secar kimia atau fisika. Pada kontrolkualitas secara statistik tidak menghendaki “terbaik“ absolut, tetapi kualitasyang diinginkan adalah yang memenuhi permintaan konsumen.Biasanya permintaan konsumen ini diwujudkan dalam dua syarat :a. Akhir kegunaan suatu produk.b. Harga jual suatu produk.Pada proses produksi dua syarat ini dijabarkan dalam bentuk :a. Spesifikasi ukuran.b. Ciri–ciri operasi.c. Ongkos produksi.d. Syarat produksi untuk menghasilkan produk yang dikehendaki.Biasanya syarat–syarat ini tidak dapat dipenuhi secara tepat, baiksecara ekonomi maupun prakteknya sehingga disetujui suatu “ toleransi “. Kontrol kualitas adalah kombinasi semua alat dan teknik yang digunakanuntuk mengontrol kualitas suatu produk dengan biaya seekonomis mungkinuntuk memenuhi syarat pesanan.Beberapa langkah yang dilakukan dalam proses kontrol kualitas :1. Penentuan standarMenentukan standar kualitas produksi sesuai dengan pesanan/permintaan.2. KonfirmasiMembandingkan hasil produksi dengan ukuran standar yang telahditentukan.3. Tindakan.Mengambil tindakan ( koreksi ) bila standar dilampui.4. Rencana perbaikan.Menggambarkan usaha terus–menerus untuk memperbaiki standar hargadan standar mutu.Untuk melaksanakan pengendalian kualitas dapat dilakukan duapendekatan antara lain :a. Pendekatan bahan baku perusahaanBahan baku merupakan faktor yang cukup besar pengaruhnyaterhadap kualitas produk akhir. Karena kualitas ditentukan oleh kualitasbahan bakunya, maka perlu adanya pengendalian kualitas atau qualitycontrol bahan baku yang diteliti. b. Pendekatan Proses Produksi Perusahaan.Sifat dan jenis proses produksi perusahaan berbeda satu denganyang lainnya. Maka quality control pada proses produksi pada setiapperusahaan adalah berbeda.Proses pembuatan produk pada suatu industri tentunya harus sesuaidengan spesifikasi yang ditetapkan oleh konsumen. Sangat penting untukmembuat produk yang dapat memenuhi syarat–syarat dari orang yangmenggunakannya. Ada dua segi umum tentang kualitas, yaitu kualitasrancangan dan kualitas kecocokan.a. Kualitas rancangan adalah variasi dalam tingkat kualitas pada barang ataujasa yang disengaja. Misalnya semua mobil mempunyai tujuan dasarmemberikan angkutan yang aman bagi penggunanya, tetapi mempunyaiukuran dan penampilan berbeda. Perbedaan–perbedaan ini adalah hasilperbedaan rancangan yang disengaja antara jenis – jenis mobil itu.b. Kualitas kecocokan adalah seberapa baik produk tersebut sesuai denganspesifikasi dan kelonggaran yang disyaratkan oleh rancangan itu.Tiap produk mempunyai sejumlah unsur yang bersama–samamenggambarkan kecocokan penggunanya. Parameter–parameter ini biasanyadinamakan ciri–ciri kualitas, yaitu :1. Fisik. Panjang, berat, voltase, kekentalan2. Indera. Rasa, penampilan, warna.3. Orientasi waktu. Keandalan, dapatnya dipelihara, dapatnya dirawatKualitas suatu produk ditentukan oleh ciri–ciri produk itu. Segala ciriyang mendukung produk itu memenuhi persyaratan disebut karakteristikkualitas.Proses produksi sebagai satu sistem dengan sekumpulan masukan dan satuhasil seperti pada gambar 2.1. Masukan x1, x2, …, xp adalah faktor – faktoryang terkendali, seperti temperatur, tekanan, tingkat masukan dan variabelproses yang lain. Masukan z1, z2, …, zq adalah masukan tak terkendali,seperti faktor–faktor lingkungan dan kualitas bahan baku yang dirasakan olehpenjual. Proses produksi mengubah masukan–masukan ini menjadisuatuproduk akhir yang mempunyai beberapa parameter yang menggambarkankualitasnya atau kecocokan untuk digunakan. Variabel hasil y adalah ukurankualitas proses. a. Percobaan yang dirancang sangat membantu dalam menemukanvariabel kunci yang mempengaruhi ciri–ciri kualitas yang menarik dalam proses. Percobaan yang dirancang adalah suatu pendekatan Proses Pengukuran Evaluasi Pengendalian11 pengubahan sistematik faktor masukan terkendali dan pengamatan pengaruh faktor–faktor ini pada parameter produk hasilnya.Percobaan yang dirancang secara statistik sangat berguna dalam mengurangi variabilitas ciri–ciri kualitas dan menentukan tingkat variabel terkontrol yang mengoptimalkan penampilan proses.(Montgomery, 1985 )

Sumber

Pengendalian mutu (Quality Control), atau QC untuk akronimnya, adalah suatu proses yang pada intinya adalah menjadikan entitas sebagai peninjau kualitas dari semua faktor yang terlibat dalam kegiatan produksi. Terdapat tiga aspek yang ditekankan pada pendekatan ini, yaitu:
1. Unsur-unsur seperti kontrol, manajemen pekerjaan, proses-proses yang terdefinisi dan telah terkelola dengan baik, kriteria integritas dan kinerja, dan identifikasi catatan.
2. Kompetensi, seperti pengetahuan, keterampilan, pengalaman, dan kualifikasi.
3. Elemen lunak, seperti kepegawaian, integritas, kepercayaan, budaya organisasi, motivasi, semangat tim, dan hubungan yang berkualitas.
Lingkup kontrol termasuk pada inspeksi produk, di mana setiap produk diperiksa secara visual, dan biasanya pemeriksaan tersebut menggunakan mikroskop stereo untuk mendapatkan detail halus sebelum produk tersebut dijual ke pasar eksternal. Seseorang yang bertugas untuk mengawasi (inspektur) akan diberikan daftar dan deskripsi kecacatan-kecacatan dari produk cacat yang tidak dapat diterima (tidak dapat dirilis), contohnya seperti keretak atau kecacatan permukaan. Kualitas dari output akan beresiko mengalami kecacatan jika salah satu dari tiga aspek tersebut tidak tercukupi.
Penekanan QC terletak pada pengujian produk untuk mendapatkan produk yang cacat. Dalam pemilihan produk yang akan diuji, biasanya dilakukan pemilihan produk secara acak (menggunakan teknik sampling). Setelah menguji produk yang cacat, hal tersebut akan dilaporkan kepada manajemen pembuat keputusan apakah produk dapat dirilis atau ditolak. Hal ini dilakukan guna menjamin kualitas dan merupakan upaya untuk meningkatkan dan menstabilkan proses produksi (dan proses-proses lainnya yang terkait) untuk menghindari, atau setidaknya meminimalkan, isu-isu yang mengarah kepada kecacatan-kecacatan di tempat pertama, yaitu pabrik. Untuk pekerjaan borongan, terutama pekerjaan-pekerjaan yang diberikan oleh instansi pemerintah, isu-isu pengendalian mutu adalah salah satu alasan utama yang menyebabkan tidak diperbaharuinya kontrak kerja
Sumber